AtaSee – Aplikasi Gratis Analisis Keamanan Rangka Atap Baja Ringan

AtaSee adalah aplikasi gratis untuk analisis struktur rangka baja ringan tipikal. Program ini dibuat agar dapat dioperasikan dengan mudah oleh user umum maupun engineer profesional.

Seperti yang kita ketahui, begitu banyak kasus ambruk/runtuhnya rangka atap baja ringan (Kompas). Hal ini terjadi kebanyakan pada bangunan sekolah, dengan atap genteng tanah liat. Untuk itu, dengan aplikasi ini diharapkan pemilik (owner), konsultan, maupun kontraktor, dapat melakukan analisis keamanan secara cepat dan mudah, khususnya pada bangunan sekolah.

Tujuannya tidak lain adalah untuk mengurangi kasus, korban jiwa, ataupun kerugian materil.

Aplikasi ini dapat dilihat pada link download di bawah ini. Demikian, semoga bermanfaat.

Download AtaSee v.00

Download AtaSee v.00

AtaSee v.00 – Cara install dan Pengunaan
Advertisement

LEMSlope: Pseudostatik analisis

Artikel kali ini mau nyoba analisis faktor aman lereng terhadap gempa, menggunakan LEMSlope dan membandingkan hasilnya dengan Geostudio Slope/W.

Metode yang digunakan adalah pseudostatik analisis, dimana beban gempa diberikan dengan cara input koefisien gempa horizontal (kh).

Tujuan utama analisis kali ini adalah untuk mencari koefisien gempa horizontal yang menghasilkan faktor aman lereng FS = 1,0. Atau dikenal dengan k yield (ky).

Nilai ky biasanya digunakan untuk menghitung deformasi permanen akibat gempa; namun, perhitungan deformasi tidak akan dibahas kali ini.

Baiklah..

Berikut lereng yang akan dianalisis:

Lereng Tinjauan

Untuk mendapatkan nilai ky, maka akan dicoba beberapa nilai kh (0 – 0.30g) kemudian akan diplot grafik hubungan antara kh dan faktor aman (FS).

Berdasarkan soal lereng di atas, maka ditulis script LEMSlope sebagai berikut:

#~units: m|kN|kPa|kN/m3|degree

import lem

#~materials
sand = lem.new_material_mohr_coulomb(
	name = 'sand',
	color = '#FFFBA9', 
	unit_weight = 20,
	c = 5, 
	phi = 30)

#~base
base = lem.create_base()
base.set_limits(
	left = 0, 
	right = 40, 
	bottom = 0)
base.add_hline(20)

base.assign_material(sand, (1,1))

#~analysis cases
case1 = lem.new_case('Case 1')
case1.cut_right_slope(
	bottom_elevation = 10,
	slope = '2:1',
	x = 30,
	is_top_x = False)

# deskripsi bidang gelincir entry-exit
	
case1.set_entry_exit_limits(
	left_limits = (0,10), 
	left_points_number = 20, 
	right_limits = (30, 40), 
	right_points_number = 20,
	radius_increment_number = 5, 
	slice_number = 30, 
	left_y_limits = [], 
	right_y_limits = [])
	
# input koefisien gempa kh
case1.apply_seismic_load(
	horizontal_coefficient = 0.2)

Sebagai contoh untuk koefisien gempa kh = 0,2; diperoleh faktor aman lereng FS = 1,077.

kh = 0,20 menghasilkan FS = 1,077.

Adapun nilai faktor aman untuk masing-masing nilai kh, diplot sebagai berikut.

Plot nilai kh vs FS; dipeoleh ky = 0,25g

Dari grafik di atas terlihat faktor aman hasil LEMSlope lebih rendah (merah) dibandingkan dengan hasil Geostudio Slope/W (biru). Namun, masih mendekati.

Untuk kondisi lereng kereng sesuai soal di atas; dari hasil plot nilai FS = 1,0 diperoleh nilai ky = 0,25 g.

Dengan demikian LEMSlope dianggap sudah memenuhi analisa faktor aman lereng akibat gempa; metode pseudostatik analisis.

Demikian semoga bermanfaat.

LEMSlope: Muka Air Tanah

Artikel kali ini akan mencoba membandingkan hasil analisa Geostudio (software komersil) dan LEMSlope, contoh kasus pengaruh muka air tanah pada faktor aman lereng.

Update 28 Mei 2022

Sebelumnya, Saya mengucapkan terima kasih atas koreksi yang diberikan oleh Mr. Yong.

Sekitar bulan lalu, Mr. Yong mengirim email pada Saya tentang koreksi kesalahan pada artikel/postingan ini LEMSlope: Muka Air Tanah.

Email tersebut, kira-kira menyatakan bahwa perbandingan kedua software LEMSlope dan Geostudio untuk contoh kasus disini : Verification – Hand Calculations.pdf tidak dapat dibandingkan.

Karena verifikasi Geostudio hanya menggunakan satu (1) bidang gelincir terpilih saja. Sedangkan hasil analisis LEMSlope yang Saya lakukan, menggunakan bidang gelincir dengan faktor aman terkecil.

Sehingga hasil untuk kedua software ini tidak dapat dibandingkan. Kecuali, jika menggunakan bidang gelincir yang sama persis. Sayangnya, LEMSlope belum dapat menampilkan faktor aman untuk semua bidang gelincir.

Dengan demikian, hasil analisis LEMSlope dalam artikel ini hanya bisa dilihat sebagai hasil faktor aman terendah untuk lereng sesuai soal tersebut.

Berikut email Mr. Yong selengkapnya.


Analisis LEMSlope kasus muka air tanah

Berikut soal yang akan dianalisa sebagai berikut:

Ditinjau dua metode yaitu: Metode Ordinary dan Bishop, dengan jumlah irisan 30 buah. Maka ditulis script pada LEMSlope sebagai berikut:

#~units: m|kN|kPa|kN/m3|degree or ft|lbs|psf|pcf|degree

import lem

#~materials
sand = lem.new_material_mohr_coulomb(
	name = 'sand',
	color = '#FFFBA9', 
	unit_weight = 20,
	c = 5, 
	phi = 30)

#~base
base = lem.create_base()
base.set_limits(
	left = 0, 
	right = 40, 
	bottom = 0)
base.add_hline(15)

base.assign_material(sand, (1,1))

#~analysis cases
case1 = lem.new_case('Case 1')
case1.cut_right_slope(
	bottom_elevation = 5,
	slope = '2:1',
	x = 30,
	is_top_x = False)

## input muka air tanah
case1.assign_polyline_phreatic_surface(
	polyline = [(0,12), (10,12), (30,5), (40,5)],
	materials = [])
	
case1.set_entry_exit_limits(
	left_limits = (0,10), 
	left_points_number = 20, 
	right_limits = (30, 40), 
	right_points_number = 20,
	radius_increment_number = 10, 
	slice_number = 30, 
	left_y_limits = [], 
	right_y_limits = [])

Hasil faktor aman yang diperoleh sebagai berikut:

Metode Ordinary – Faktor Aman (FS) = 1,010
Metode Bishop – Faktor Aman (FS) = 1,222

Berikut hasil untuk kedua software tersebut:

SoftwareMetode OrdinaryMetode Bishop
LEMSlope1.0101.222
Geostudio1.1701.249
Hasil Faktor Aman

Demikian semoga bermanfaat.

Referensi: Verification – Hand Calculations.pdf

LEMSlope: Verifikasi Tekanan Tanah aktif

Setelah perkenalan dalam artikel sebelumnya mengenai LEMSLope di sini, maka artikel kali ini mau coba verifikasi/kontrol hasil tekanan tanah aktif.

Apakah model dibuat sudah sesuai? apakah tekanan tanah hasil LEMSlope sama/sesuai dengan teori?

Pertanyaan ini akan coba dijawab dalam artikel kali ini.

Baik, berikut soal yang akan dianalisis.

Soal

Dinding tinggi h = 10 m; dengan parameter tanah sesuai gambar di atas.

Berdasarkan teori Rankine, tekanan tanah pada dinding dapat dihitung secara sederhana berdasarkan rumus:

Ka = tan(45 - phi/2)2 = 0.333
Pa = 0,5 x g x h2 x Ka = 300.0 kN

Tekanan tanah ini bekerja pada jarak y = h/3 = 3.333 m dari dasar dinding.

Apabila dinding di atas kita beri gaya lawan; sebesar tekanan tanah Pa = 300.0 kN, pada jarak y = 3.33m; harusnya faktor aman yang diperoleh sama dengan FS=1.0 (kondisi seimbang).

Maka, dibuat kode script pada LEMSlope menggunkanan bahasa Python sebagai berikut:

import lem

#~materials
sand = lem.new_material_mohr_coulomb(
	name = 'sand',
	unit_weight = 18,
	c = 0,
	phi = 30,
	color = '#FFFBA9')
	
#~base
base = lem.create_base()
base.set_limits(left = 0, right = 30, bottom = 0)
base.add_hline(15)

base.assign_material(sand, (1,1))

#~analysis cases
case1 = lem.new_case('Case 1')

case1.cut_polyline(
	polyline = [(20,15), (20.01,5), (30,5)])
	
case1.apply_concentrated_load(
	location = (20,8.33),
	load = 300,
	direction = 180)
	
case1.set_entry_exit_limits(
	left_limits = (11,16),
	left_points_number = 22, 
	right_limits = (20.01, 21),
	right_points_number = 5,
	radius_increment_number = 5, 
	slice_number = 30)

case1.set_analysis_method(method = "spencer")

Dari hasil analisis awal ini, di faktor aman FS = 1,101. FS mendekati 1,0 sesuai dengan asumsi. Akan tetapi perbedaanya masih lumayan sebesar 0,101. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Hasil percobaan 1

Perlu diperhatikan, dari gambar di atas terlihat bidang gelincir berupa lengkungan; berbeda dengan asumsi Rankine yang menganggap bidang gelincir berupa garis lurus/planar. Perbedaan ini merupakan akibat dari jumlah irisan yang dipilih sebesar slice_number = 30 irisan.

Maka dicoba slice_number = 1 dan dilakukan running kembali.

Setelah perubahan jumlah irisan menjadi 1 irisan saja. Diperoleh faktor aman sebesar FS = 1.044.

Percobaan kedua ini menghasilkan selisih faktor aman 0.044. Faktor aman sudah mendekati 1, sesuai asumsi. Walaupun terdapat perbedaan, tapi tidak terlalu signifikan.

Hasil percobaan 2

Maka, dengan ini model yang dibuat dianggap sudah sesuai dan tekanan tanah aktif sama dengan teori.

Kesimpulan:

  • Sangat penting untuk melihat asumsi teori dengan model yang digunakan
  • Perbedaan bentuk bidang gelincir sangat mempengaruhi hasil
  • LEMSlope menghasilkan tekanan tanah aktif dan FS yang sesuai

Demikian semoga bermanfaat..

LEMSlope aplikasi gratis analisis lereng

Kali ini mau perkenalan dulu dengan aplikasi gratis dari Yong Technology Inc (Canada); yang bernama LEMSlope.

LEMSlope adalah program analisis stabilitas lereng menggunakan metode irisan atau konvensional yang sering di ajarkan di bangku kuliah.

Aplikasi ini terbilang sangat baru. Rilis tanggal 06 Oktober 2021 (mengacu pada postingan artikel pertamanya di sini)

Menurut si pembuat program; bahwa motivasi awal pembuatan LEMSlope adalah supaya pembuatan model geometri dengan cara deklaratif/script dan membebaskan engineer dari hitungan geometri yang membosankan.

Selain itu, Pengguna tidak perlu mengisi banyak kolom/tampilan (fill in the blank) untuk melakukan analisis.

Sepertinya blog ini akan terus update artikel mengenai topik ini, karena menurut Saya LEMSlope cukup unik dan menarik.

Apa yang membedakan LEMSlope dengan program lain? misalnya: Geostudio

  1. Gratis
  2. Input data geometri, metode, gaya/beban dsb; hanya menggunakan konsol dengan cara menulis scipt.
  3. Script ditulis menggunakan bahasa Python (cukup sederhana)
  4. Saat ini, hanya menggunakan 5 metode kesetimbangan batas atau limit equilibrum method (LEM); sesuai singkatan namanya.
  5. Mungkin cukup ini dulu..

Berikut tampilannya,

LEMSlope tampilan awal

Seperti yang terlihat pada gambar di atas. Tampilannya sangat sederhana, konsol (untuk nulis script) di sebelah kiri; di bawahnya (yang masih kosong) ada tampilan warning/peringatan jika ada error. Bagian kanan terdapat tampilan geometri lereng dan hasil faktor aman.

Adapun metode analisis yang dapat digunakan adalah:

  1. Morgenstern-Price
  2. Spencer
  3. Bishop
  4. Janbu
  5. Ordinary/Fellenius

Masalah kemampuan? jangan dianggap remeh. Aplikasi ini sudah mampu memodelkan beban gempa (seismik), pengaruh muka air tanah, beban titik dan merata, dan yang utama adalah kecepatan merevisi geometri.

Bagaimana cara penggunaan dan fitur yang tersedia? akan dibahas dalam artikel selanjutnya. Berhubung saya juga masih awal memperlajari aplikasi ini. Selain itu, dokumen manual LEMSlope belum bisa di akses disini Panduan LEMSlope.

Demikian, terus pantau blog ini untuk mendapatkan update informasi.

Update 03 Desember 2021

Mengenai ketersediaan panduan; setelah Saya menanyakan ke Mr. Yong di sini, ternyata panduan resmi LEMSLope memang belum ada sampai sekarang. Panduan yang ada hanya berupa vidio dan cheat sheet yang yang ada pada menu help.

Dampak Negatif Mengabaikan Penurunan Pondasi

Penurunan pondasi terkadang diabaikan, khususnya pada struktur sederhana 1 atau 2 tingkat tergantung tingkat kepentingannya. Apa alasannya? biaya penyelidikan tanah yang relatif mahal.

Penurunan pondasi hanya bisa diperkirakan dari data penyelidikan tanah. Namun, pemilik (Owner) bangunan sederhana seperti kantor atau rumah toko (Ruko), akan berpikir berulang kali apabila ingin mengeluarkan biaya tambahan.

Selain itu, dalam perencanaan struktur gedung terkadang “perencana struktur” mengabaikan penurunan pondasi. Tinjauan keamanan pondasi hanya berdasarkan faktor aman kapasitas dukung tanah.

Bersama-sama pondasi, balok sloof atau balok ikat seringkali tidak dimasukkan dalam proses analisa struktur gedung. Beban hanya berdasarkan asumsi 25% dari gaya pada kolom dan tumpuan diasumsikan jepit. Mengenai sloof akan dibahas seiring dengan pembahasan penurunan pondasi berikut ini.

Seberapa pentingkah tinjauan penurunan pondasi pada struktur gedung?

Bagaimana pengaruh penurunan pondasi terhadap keamanan struktur gedung?

Berikut akan ditinjau struktur portal tinggi 4 m dan bentang 6 m. Pada balok diberi beban 20 kN/m. Ukuran penampang balok, sloof, dan kolom dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Geomtri beban

Digunakan mutu beton K-175 (fc’ 15), dengan kondisi pencampuran manual oleh tukang dan faktor pelaksanaan, akan sulit mendapatkan mutu beton lebih besar dari itu (itupun untung-untungan jika terpenuhi K-175).

Analisa struktur menggunakan software SAP2000 versi 7.4 (lisensi student version). Pakai ini aku, jangan kena tuntutan perusahaannya..

Baiklah, dengan geometri struktur di atas, akan ditinjau beberapa kondisi sebagai berikut:

Kondisi 1

Kondisi tumpuan jepit seperti gambar di atas, mengabaikan penurunan pondasi. Akan ditinjau momen pada balok ikat/sloof seperti pada umumnya.

Kondisi 2

Diberi tambahan penurunan 1 cm = 10 mm pada tumpuan tengah. Asumsi tumpuan masih jepit sempurna.

Penurunan 10 mm

Kondisi 3

Tanpa beban penurunan. Asumsi menggunakan tumpuan spring pada kolom dan sloof. Menggunakan modulus subgrade 10.000 kN/m3 (Pasir kepadatan sedang) lihat tabel berikut. Asumsi menggunakan pondasi telapak ukuran 1 m x 1 m dan lebar sloof 0.25 m. Maka digunakan input kekakuan spring vertikal dan horizontal sebagai berikut:

Modulus Subgrade

Pondasi (Tumpuan Kolom)

kh = 1 m x 1 m x 10.000 kN/m3 = 10.000 kN/m dan kv = 2kh = 20.000 kN/m

Balok ikat atau sloof

kh = 0.25 m  x 1 m x 10.000 kN/m3 = 2500 kN/m  dan kv = 2kh = 5000 kN/m

Kondisi 3 spring tanpa penurunan

Kondisi 4

Diberi penurunan 1 cm = 10 mm di tumpuan kolom tengah. Asumsi tumpuan spring sesuai kondisi 3.

Spring Penurunan 10 mm

Hasil Analisa Struktur Menggunakan SAP2000 v.7.4

Berikut ini hasil analisa struktur menggunakan SAP 2000 untuk masing masing kondisi di atas.

Bentuk deformasi struktur

Deformasi 1Deformasi 2Deformasi 3aDeformasi 4

Gaya yang terjadi pada struktur

lAksial 3Momen 1Momen 2Momen 3Momen 4

Pembahasan

So.. bagaimana kita membaca gambar di atas?

Pertama, kita akan menghitung momen pada balok ikat seperti pada umumnya. Sebagai berikut:

Dari gambar gaya aksial kondisi 1 diketahui P1= 65,58 kN dan P2 = 170.76 kN

Dimana L = panjang sloof  = 6 m

Beban merata (q) balok sloof = [25%(P1 + P2)]/6 = 9,85 kN/m

Momen pada sloof = (9,85 x 6^2)/12 = 29,55 kN.m

Kedua, bisa kita lihat pada gambar momen kondisi 2, akibat penurunan 1 cm, momen pada balok ikat atau sloof sebesar 32,74 kN.m dimana lebih besar dari perhitungan biasa sebesar 29, 55 kNm.

Selain itu, pada kondisi 2 ini terlihat gaya momen kolom pinggir 41,32 kN lebih besar dua kali lipat dari kondisi 1 yaitu 19,85 kN.

Ketiga, pada kondisi 3 dengan tumpuan spring tanpa tambahan penurunan. Terlihat momen pada sloof (tengah) sebesar 55,58 kNm lebih besar dua kali lipat dari perhitungan biasa 19,85 kN.

Sedangkan momen pada balok atas dan kolom kurang lebih sama dengan kondisi 1 (Konservatif). Namun, sebenarnya momen pada balok atas lumayan perbedaanya.

Keempat, kondisi 4 terlihat momen pada sloof sebesar 89,39 kNm lebih besar tiga kali lipat dari perhitungan biasa (kondisi 1) sebesar 29,55 kNm.

Kesimpulan

Dari hasil di atas disimpulkan bahwa mengabaikan penurunan pondasi akan berakibat fatal pada struktur atas, sloof, kolom, maupun balok. Dimana gaya momen diperoleh hingga dua bahkan tiga kali lipat dari perhitungan biasa. Jika penulangan struktur hanya berdasarkan momen tanpa penurunan, maka bisa dikatakan struktur tersebut tidak aman. Struktur akan aman jika penurunan pondasi dianalisa berdasarkan hasil penyelidikan tanah (Sondir ataupun SPT) dan menjamin penurunan tidak menimbulkan gaya yang berlebihan pada struktur atas.

Catatan: penurunan di atas belum memasukkan pengaruh gempa.

Banjir Bandang Butuh Perhatian

Banjir bandang sangat membutuh perhatian, baik itu dari masyarakat, pemerintah, lembaga terkait, maupun peneliti. Saking butuhnya perhatian, banjir bandang sering muncul, menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan.

Dengan kondisi seperti itu, masih saja dilupakan, karena dianggap sesuatu yang biasa terjadi. Yah, mau diapakan pasti terjadi lagi..

“Ini merupakan kejadian berulang” kata bapak Gubernur Longki Djanggola dalam kunjungan  di Desa Bolapapu, mendampingi Kepala BNPB Doni Monardo. (republika)

Untuk itu, masyarakat diharapkan selalu waspada saat musim penghujan tiba. Selain itu, secara langsung bapak Gubernur mengarahkan masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian hutan, dengan langkah memberlakukan adat.

Masalah penanggulangan bencana merupakan tugas setiap orang, tidak hanya dibebankan kepada pemerintah ataupun pemerintah terkait.

Fakta tentang Banjir Bandang Sigi

Mari kita lihat sejenak, beberapa fakta tentang banjir bandang.

Banjir bandang khususnya di Kabupaten Sigi, terjadi setelah beberapa bulan pasca gempa 7.4 SR pada tanggal 28 September 2018.

Dari 12 Desa terdampak selama beberapa bulan, menyebabkan 3 korban jiwa, sekitar 2500 orang mengungsi dan 800 rumah rusak. Selain itu, banjir bandang juga merusak jalan, jembatan, dan area pertanian.

Banjir bandang mempunyai daya rusak yang tinggi. Berbeda dengan banjir biasanya, banjir bandang merupakan banjir yang membawa material seperti lumpur, kayu gelondongan dan batu. Hujan deras dan penebangan hutan dipercaya sebagai biang kerok penyabab utama.

Apakah se-sederhana itu Ferguso?

Ancaman Banjir Bandang Pasca Gempa Bumi

Terjadinya banjir bandang setelah gempa bumi bukan hal kebetulan. Mekanisme ini sudah dikenal secara umum menjadi skenario utama penyebab banjir bandang.

Gempa bumi mempunyai efek domino, dimana setelah gempa bumi, akan menimbulkan bahaya ikutan, seperti likuifaksi, longsor, banjir, dan banjir bandang. Namun, banjir dan banjir bandang sering kali dilupakan karena bencana ini terjadi setelah beberapa bulan pasca gempa. Terutama dipicu oleh curah hujan yang tinggi.

Mekanisme ini disebut bendungan rombakan, atau bendungan alami atau istilah Landslide Dam. Berikut ini ilustrasi bagaimana proses terjadinya banjir bandang.

Banjir Bandang

Efek Domino disebabkan Oleh Gempa Bumi

Prosesnya didahului oleh gempa bumi (Earthquake) posisi tengah gambar di atas. Gempa bumi menyebabkan terjadinya ratusan hingga ribuan longsor (Landslide) di bagian hulu sungai ataupun daerah aliran sungai (DAS).

Longsoran ini terdiri dari berbagai macam tipe, seperti longsoran (Slide), jatuhan batu (Rock Fall), dan aliran debris (Debris Flow). Ada pula bagian lereng yang retak dan tanah masih menggantung sewaktu-waktu akan longsor.

Material longsoran bergerak menuruni lereng menuju sungai. Ada material yang tidak sampai ke sungai, ada pula material yang sampai dan membendung sungai. Akibat kejadian ini maka terbentuklah bendungan rombakan (Landslide DAM) yang kemudian menampung air jutaan kubik atau disebut danau (Lake) sementara.

Perlu dicatat, material yang membendung merupakan material longsor berupa tanah, batuan dan kayu gelondongan.

Kapan terjadinya banjir bandang?

Banjir bandang akan terjadi setelah bendungan rombakan runtuh, dan kemudian melepaskan jutaan kubik air yang telah tertampung dan membawa serta material longsoran.

Nah.. yang menjadi pemicu (Trigger) runtuhnya bendungan ada berbagai macam lagi. Namun, yang paling sering yaitu karena melimpasnya air yang tertampung melewati bagian puncak bendungan. Air hujan yang melimpas merupakan pemicu utama runtuhnya bendungan dan menyebabkan banjir bandang.

Dengan alasan ini pula, mengapa sering disebutkan Hujan Deras sebagai penyebab (Cause) utama banjir bandang. Padahal, hujan hanya menjadi pemicu (Trigger), dan penyebab utama adalah gempa bumi.

Selain itu, kondisi sungai dan lereng yang terjal khas pengunungan di Sulawesi menambah potensi material banjir sampai ke hilir daerah berpenduduk. Merusak infrastruktur jalan, jembatan, air bersih, dan jaringan listrik.

3

Citra Satelit, Ribuan Longsoran di Pengunungan daerah Desa Bangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

58408982_240256203514030_469472671998326782_n

Foto Udara Pasca Banjir Bandang Desa Bangga

IMG20190908115730

Rumah Terdampak Banjir Bandang, Desa Bangga

 

Kajian Banjir Bandang Sigi

Kajian tentang banjir bandang telah dilakukan oleh tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (11 Juli 2019). Diantaranya, kajian tersebut terkait ancaman aliran debris di desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.

Pemodelan dilakukan untuk menentukan zona potensi aliran debris. Berdasarkan model tersebut, kemudian lokasi titik kumpul dan rencana evakuasi daerurat dapat dievaluasi lebih lanjut dengan mempertimbangkan kemungkinan zona landaan aliran debris. (Kajian Gempa Palu)

Beberapa bulan setelah kajian dirilis, tepatnya Minggu, 8 Desember 2019, banjir bandang membawa lumpur dan batuan terjadi di Desa Poi. Material menutupi jalan dan merendam puluhan rumah yang berdekatan dengan sungai. (tribunnews)

Padahal, jauh sebelumnya Humas BNPB Alm. Sutopo Purwo Nugroho sudah memperingatkan adanya ancaman longsor saat hujan deras di desa Poi. (Sutopo)

banjir bandang desa poi

Banjir Bandang, Desa Poi

Penelitian lainnya juga telah dilakukan oleh Dosen teknik sipil UNTAD, I Gede Tunas, dkk (2020) untuk menentukan penyebab banjir bandang di Desa Bangga dan karakteristik hujan pemicu banjir. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa penyebab utama yaitu hujan deras dengan durasi yang lama dan longsoran di hulu daerah aliran sungai. (Impact of Landslide Induce Flash Floods).

Dari penelitian tersebut juga dikatakan bahwa sebagian besar daerah aliran sungai di Palu, ditutupi oleh hutan primer yang mengalami degradasi akibat perubahan iklim. Selain itu, sampai sekarang hutan tersebut masih terjaga dan tidak mengalami konversi lahan. Dengan kondisi pegunungan dan topografi yang terjal tidak memungkinkan untuk dikonversi menjadi lahan pertanian atau pemukiman misalnya.

Selain itu, jika sekiranya di bagian hulu terjadi penebangan pohon, maka material banjir bukan lagi berupa material kayu gelondongan (batang kayu utuh), melainkan sisa potongan kayu olahan. Sedangkan yang terlihat di lapangan, material banjir masih berupa kayu gelondongan.

Sampai di sini bisa disimpulkan, penyebab utama banjir bandang Sigi yaitu karena longsoran yang disebabkan gempa bumi 28 September 2018.

Stop Menyalahkan/Menuduh Warga sebagai penebang pohon liar yang mengakibatkan banjir bandang. Seperti yang dikabarkan dalam beberapa berita berikut:

  1. Wilayahnya Sering Dilanda Banjir Bandang, Bupati Sigi: Jangan Tebang Pohon!
  2. Banjir di Kulawi Tak Lepas dari Penebangan Kayu Ilegal
  3. Pasca Banjir yang Bawa Gelondongan Kayu, Bupati Sigi Minta Warga Hentikan Aktivitas Penebangan Liar
  4. Tinjau Lokasi Banjir Bandang Sigi, Kepala BNPB Minta Setop Tebang Pohon Liar
  5. Banjir Bandang Namo Sigi Diduga Akibat Penebangan Liar Hutan Lindung

bolapapu1

Banjir Desa Bolapapu, Kabupaten Sigi (www.kabarselebes.id)

Advanced

Contoh lain efek domino akibat gempa yang menambah rumitnya penanggulangan bencana dan perlu dilakukan penelitian:

  • Gempa – likuifaksi – longsor
  • Gempa – likuifaksi – banjir
  • Gempa – merusak sistem drainase kota – banjir
  • Gempa – merusak sistem jaringan air bersih
  • Gempa – merusak sistem jaringan listrik dan komunikasi
  • Gempa – longsor – memutus jalur lalu lintas jalan dan jembatan

Need to be add:

  • Potensi longsor akibat gempa bumi
  • Analisa sebaran bendungan rombakan (Landslide Dam) akibat gempa
  • Potensi runtuhnya bendungan rombakan akibat, limpasan (overtopping), piping, rembesan air pada tubuh bendung, dan kelongsoran bendungan rombakan.
  • Pengembangan sistem peringatan dini pada daerah aliran sungai dengan potensi aliran debris yang tinggi.
  • Analisa potensi multi-bahaya (Multi-Hazard)
  • Pemberlakukan peta multi-bahaya (Multi-Hazard) dalam mengurangi risiko
  • Analisa risiko multi-bahaya
  • Kolaborasi multi disiplin ilmu dalam dalam rangka penanggulangan bencana.