Studi kasus: Python untuk Geoteknik

Beberapa bulan terakhir involve dalam proyek yang mempunyai data pengujian geoteknik yang sangat banyak. Baik itu data pengujian in-situ (bor SPT, sondir..) dan data laboratorium (triaxial, analisa saringan, direct shear..)

Pekerjaan pengujian tanah tersebut dilakukan oleh kontraktor geoteknik, kemudian diserahkan ke konsultan untuk analisa lebih lanjut.

Sayangnya, data yang diberikan ada kemiripan/sama satu sama lain. Kontraktor dicurigai melakukan kecurangan.

Singkat kata, Bos memerintahkan saya untuk mengecek data laboratorium tersebut. Data apa saja yang sama/mirip dan teridentifikasi kecurangan.

Sialnya, data yang diberikan hanyalah file pdf. Dan dalam satu file pdf terdapat beberapa format tabel seperti analisa saringan, analisa saringan+hidrometer, geser langsung, triaxial test, berat jenis, dan beberapa uji atterberg.

Sekitar 1020an halaman khusus data lab (total 2000an) yang akan dicek, dan harus diselesaikan kurang dari 2 hari.

Ini bisa saja kita lakukan secara manual, melihat dan membandingkan. Namun, saya tidak begitu yakin apakah bisa diselesaikan dengan waktu kurang dari 2 hari dengan hasil akurat.

Bekerja dengan data yang banyak dan berulang. Disinilah bahasa pemrograman python menjadi senjata ampuh.

Hal yang dilakukan adalah:

  1. Meng-extract file pdf per page ke dalam file text
  2. Mengidentifikasi page termasuk dalam format data apa? (triaxial, direct shear, sieve analysis.. etc)
  3. Memilah tulisan (angka) yang termasuk dalam data, memasukkan angka tersebut dalam dataframe pandas dan meng-export ke file csv untuk diolah.
  4. Membanding data sesuai jenis pengujian/test, dengan cara menghitung selisih setiap data. Jika selisih = nol (0) maka data dikatakan sama persis
  5. Selesai

Tugas ini diselesaikan dalam beberapa jam saja. Karena membutuhkan waktu untuk ngulik google, dan perlu debugging codingan error. Selain itu, ternyata proses ekstrasi text pdf per halaman membutuhkan waktu.

Paling banyak error karena ternyata dalam satu format tabel juga masih beda. Data uji analisa saringan misalnya, ukuran saringan yang digunakan tidak seragam sehingga jumlah baris atau row data berbeda-beda.

Ini hanyalah contoh kasus sederhana, dimana kita dapat menggunakan python untuk keperluan sehari-hari. Tentunya jika diperlukan analisa lebih lanjut akan lebih mudah. Misal koreksi N-SPT untuk setiap titik pengujian dan per 1,5m kedalaman. Koreksi bisa dilakukan dengan cepat dan akurat (tentunya dengan verifikasi).

Demikian semoga bermanfaat.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s